Sebagai bagian dari komitmen jangka panjang dalam memberdayakan peran perempuan penenun dan menghidupkan kembali potensi ekonomi lokal berbasis budaya, Yayasan Kawan Lama, yang dinaungi oleh Kawan Lama Group, terus memperkuat komitmennya dalam pemberdayaan komunitas melalui program Aram Bekelala Tenun Iban, yang melanjutkan kolaborasi dengan Cita Tenun Indonesia dalam penguatan teknik dan kapasitas penenun di wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Melalui pendekatan Training of Trainers (ToT), sebanyak 20 penenun perempuan dilatih sebagai fasilitator lokal yang berhasil menjangkau lebih dari 80 penenun lainnya. Hingga Juli 2025, tercatat lebih dari 100 penenun aktif terlibat, mencerminkan keberhasilan strategi pemberdayaan berbasis komunitas. Sebagai nilai tambah, Yayasan Kawan Lama juga menggandeng desainer muda berbakat Indonesia, Wilsen Willim, untuk menerjemahkan kekayaan wastra Tenun Iban ke dalam koleksi ready-to-wear yang modern tanpa meninggalkan akar budaya. Dukungan pemerintah daerah dan Lingkar Temu Kabupaten Lestari juga membuka peluang integrasi program ke dalam perencanaan pembangunan daerah, serta potensi replikasi di wilayah lain yang memiliki kekayaan budaya dan sosial serupa.
Tasya Widyakrisnadi, Ketua Yayasan Kawan Lama, menyampaikan, “Pada pelatihan kali ini, kami juga melibatkan mitra strategis seperti Wilsen Willim dan Lingkar Temu Kabupaten Lestari, yang memiliki rekam jejak kuat dalam pendampingan dan pengembangan kapasitas masyarakat, untuk memastikan program ini tidak hanya berjalan, tetapi juga memberikan dampak jangka panjang. Sinergi ini semakin diperkuat dengan dukungan ekosistem ritel Kawan Lama Group yang telah melayani masyarakat Indonesia selama lebih dari 70 tahun. Melalui kolaborasi lintas sektor ini, kami hadir untuk menjawab berbagai tantangan sekaligus mendorong lahirnya ekonomi sirkular yang inklusif dan berkelanjutan, terutama bagi komunitas penenun yang menjadi bagian penting dari warisan budaya Indonesia.”
Inisiatif Aram Bekelala Tenun Iban juga menekankan pemanfaatan pewarna alami dari tanaman lokal seperti ketawang, gambut, dan daun kratom. Sejak awal 2025, eksplorasi ini berhasil meningkatkan variasi warna dari enam menjadi 69, yang bersumber dari 23 jenis tanaman lokal. Hasil ini tidak hanya mencerminkan besarnya potensi sumber daya hayati Kalimantan Barat, tetapi juga menghasilkan karakter warna khas yang tidak ditemukan di daerah lain. Selain ramah lingkungan dan aman bagi penenun, eksplorasi ini memperkaya palet warna, memperkuat keterampilan komunitas dalam mengolah pewarna alami, serta mempertegas identitas lokal sebagai bagian dari pemberdayaan dan keberlanjutan budaya. Penanaman tanaman pewarna di halaman rumah dan hutan adat pun menjadi bagian dari upaya konservasi yang berbasis komunitas.
Lebih dari sekadar produksi kain, Aram Bekelala Tenun Iban juga menyentuh aspek sosial, dengan mendorong akses pendidikan dasar dan wawasan budaya bagi anak-anak penenun. Upaya ini dilandasi keyakinan bahwa pelestarian budaya harus disertai regenerasi dan keberlanjutan komunitasnya. Dengan membuka akses pendidikan, anak-anak penenun dibekali nilai budaya sejak dini sekaligus disiapkan menjadi generasi penerus warisan budaya Indonesia.
Midun S. Pd., Kepala Desa Rantau Prapat, turut menyampaikan apresiasinya, “Program ini telah membawa dampak yang sangat positif bagi masyarakat kami, khususnya para perempuan penenun dan bahkan hingga anak-anak mereka. Dalam enam bulan terakhir, para peserta tidak hanya mendapatkan pelatihan teknis, tetapi juga merasakan peningkatan pemberdayaan, baik secara ekonomi maupun sosial. Peran Yayasan Kawan Lama bersama para mitra sangat besar dalam membuka akses dan memperluas wawasan warga kami. Kami melihat langsung bagaimana semangat dan keterampilan para penenun tumbuh, dan kami percaya ini adalah awal dari perubahan jangka panjang yang berkelanjutan.”
Sebelumnya, Kawan Lama Group melalui Pendopo juga telah melakukan program pelestarian budaya melalui pemberdayaan penenun kain tradisional di Buleleng, Bali dan Sikka, Nusa Tenggara Timur. Upaya ini menjadi bagian dari kontribusi berkelanjutan Kawan Lama Group dalam merawat kekayaan budaya bangsa melalui pemberdayaan masyarakat.