Yayasan Kawan Lama Revitalisasi Museum Rumah Budaya Lewat Program Merajut Asa Sumba

Yayasan Kawan Lama Revitalisasi Museum Rumah Budaya Lewat Program Merajut Asa Sumba

Artikel, Keberlanjutan
18 Agustus 2025

Sejak dimulai pada akhir 2024, program Merajut Asa Sumba dari Yayasan Kawan Lama telah menunjukkan dampak nyata dalam upaya pelestarian budaya dan penguatan pariwisata di Sumba Barat Daya. Salah satu pencapaian utamanya adalah revitalisasi museum kain dan artefak Rumah Budaya. Melalui proses kurasi ulang koleksi, pembaruan ruang pamer, dan penyusunan ulang narasi budaya, kini museum ini tampil lebih modern dan informatif, dengan konsep yang dirancang untuk membawa pengunjung menelusuri kekayaan budaya secara lebih utuh. Sebagai bagian dari peresmian Rumah Budaya, program ini berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat Daya dan SMK Pariwisata San Jose untuk menghadirkan fashion show yang menampilkan kekayaan wastra Sumba dalam sentuhan yang lebih segar dan kreatif.

Tasya Widyakrisnadi, Ketua Pengurus Yayasan Kawan Lama menyatakan, “Sejak program ini berjalan, jumlah pengunjung Rumah Budaya meningkat hingga 103%, dan pendapatan yang dihasilkan melonjak sebesar 212%. Angka-angka ini menjadi bukti nyata bahwa pelestarian budaya dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal bila dikelola dengan tepat. Kami meyakini bahwa pelestarian budaya perlu berjalan seiring dengan pemberdayaan masyarakat. Melalui program Merajut Asa Sumba, kami tidak hanya berupaya menjaga agar warisan budaya Sumba tetap hidup, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dengan meningkatkan kualitas destinasi dan membekali para staf Rumah Budaya melalui berbagai pelatihan hospitality. Dengan pengelolaan yang lebih relevan dan profesional, dampak positifnya pun mulai terasa, baik dalam aspek sosial, pendidikan, maupun kesejahteraan masyarakat sekitar.”

Upaya revitalisasi ini juga diperkuat dengan pelatihan berkelanjutan bagi para staf Rumah Budaya. Berkolaborasi dengan Universitas Multimedia Nusantara yang menghadirkan tenaga ahli dalam bidang hospitality, para staf dibekali dengan keterampilan komunikasi yang lebih efektif, pemahaman dalam menangani keluhan pengunjung secara tepat, serta kemampuan dasar berbahasa Inggris untuk mendukung pelayanan yang lebih inklusif. Dengan pendekatan yang lebih menyeluruh ini, peningkatan mutu pelayanan diharapkan tidak hanya memperkaya pengalaman wisata, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar melalui pengelolaan destinasi budaya yang lebih profesional.

Selain mendorong aspek budaya dan ekonomi, Merajut Asa Sumba juga menaruh perhatian pada pentingnya kesehatan masyarakat sebagai fondasi kesejahteraan jangka panjang. Dengan semangat pemberdayaan yang menyeluruh, Yayasan Kawan Lama bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat Daya dalam kegiatan pemberian obat cacing bagi 4.000 warga Desa Kadipada dan Weelonda yang berlokasi dekat dengan Rumah Budaya. Langkah ini mencerminkan komitmen untuk menghadirkan perubahan yang bersifat holistik, di mana upaya pelestarian nilai budaya berjalan berdampingan dengan peningkatan kualitas kesehatan.

Dominikus Alphawan Rangga Kaka, Wakil Bupati Sumba Barat Daya, menyatakan, “Bagi kami, pemberdayaan masyarakat adalah kunci dari pembangunan yang berkelanjutan. Melalui program Merajut Asa Sumba, kami melihat bagaimana pelestarian budaya bisa menjadi pintu masuk untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, membuka peluang ekonomi, dan membangun rasa percaya diri akan kekayaan lokal yang dimiliki. Kami mengapresiasi Yayasan Kawan Lama atas komitmennya untuk tidak hanya membangun ruang fisik, tetapi juga menghidupkan potensi sumber daya manusia di Sumba Barat Daya.” 

Keseluruhan inisiatif ini memperlihatkan bahwa pelestarian budaya tidak hanya tentang menjaga masa lalu, tetapi juga tentang menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi masyarakat lokal. Program Merajut Asa Sumba diharapkan menjadi awal dari ekosistem yang terus tumbuh, di mana identitas budaya Sumba tetap hidup, daya tarik wisata terus berkembang, dan masyarakat turut merasakan manfaat nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Tak hanya di Sumba, tahun ini Yayasan Kawan Lama juga melakukan inisiatif Aram Bekelala Tenun Iban di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, di mana Yayasan melakukan program pemberdayaan peran perempuan penenun dan menghidupkan kembali potensi ekonomi lokal berbasis budaya.